JIHAD YANG BENAR ADALAH BERJUANG UNTUK TETAP HIDUP, SAMBIL MEMPERJUANGKAN HAK HIDUP ORANG LAIN TANPA HARUS MENETESKAN DARAH, MELUKAI KULIT, BERBUAT JAHAT ATAU MENEBARKAN PERMUSUHAN
Kupersembahkan teks ini untuk mengangkat sifat ketuhanan manusia.
Jangan mengubah firman Tuhan sebagai landasan kedudukan dasar kebahagiaan tertinggi menjadi pedang Iblis yang menimbulkan bencana kemanusiaan, peperangan, menebarkan permusuhan dan kebencian. Hanya ada satu Tuhan dan satu sorga dan kita semua adalah saudara dibawah ikatan para nabi.
Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat. Jangan mencemarkan nama baik Tuhan, jangan mencemarkan nama baik para Nabi, jangan mencemarkan nama baik suatu sekte keagamaan dengan perbuatan jahat karena Tuhan, para Nabi maupun suatu sekte agama tidak mendidik pengikutnya untuk menjadi penjahat. Jangan menganggap Tuhan itu gila hormat yang mudah jatuh hati karena disanjung dipuja puji. mulutnya menyebut nyebut nama besar Tuhan tetapi tangan, kaki, kelamin dan pikirannya melakukan kejahatan. Jangan mengelabuhi Tuhan dengan gelar gelar dan pakaian keagamaan, jangan mengkali Tuhan dengan dalih alasan yang sebenarnya mau menggelapkan kebenaran dan keadilan.
Jangan merampok hak azasi dan hak kemerdekaan Tuhan untuk disembah dihormati di rumah ibadah. Ingatlah Tuhan maha kuasa pencipta langit dan bumi. Tuhan pemilik alam semesta ini. Para pemimpin agama jangan menjadi provokator permusuhan serta menebarkan kebencian atas sesama makhluk ciptaan Tuhan sebab tindakan demikian berarti mengkhianati Tuhan.
Kasih, toleransi, tenggang rasa itu jauh melampaui keadilan yang timbul berdasarkan hak karena adanya tuntut menuntut atas timbulnya hak, baik hak yang diperoleh karena kekuasaan, karena undang-undang, karena warisan atau yang timbul dengan cara lain. Kasih, toleransi dan tenggang rasa itu mengangkat kemanusiaan manusia lemah, miskin dan tak berdaya. Sempurnakanlah kasih dengan pengampunan.
Jangan mengalihkan, mengaburkan, menyembunyikan, memindah-mindahkan dosa, kesalahan ke tempat tempat dimana orang lain / negara / jaksa tidak dapat menuntut pelaku kejahatan karena ia berkuasa, lebih pandai dan lebih berpengalaman. Mungkin tidak mencuri tetapi berbohong yang nilainya sama dengan merampok, tidak melacur tetapi memperistri banyak wanita. Tuhan maha tahu.
Hormatilah Tuhan dengan jujur: jujur pikiran, jujur yang bicara dan yang mendengar, jujur yang memberi dan yang diberi, jujur yang melihat dan dilihat, jujur hati nuraninya, jujur kelamin seksualnya, jujur tangan kakinya, jujur pakaian dan ibadahnya. Jangan mencemari Bulan Suci Romadhon dengan berpesta pora secara terbuka seperti orang takut mati kelaparan, sedang pemerintah selalu menyediakan kecukupan pangan untuk rakyatnya.
Jangan menerima uang haram karena bersedia untuk mengatakan atau tidak mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan keadilan ataupun hak orang lain, tidak membicarakan / mengkhotbahkan suatu kejahatan, atau mengeluarkan aturan undang-undang yang merugikan pihak lain/ merugikan negara. Manusia itu pada dasarnya tidak mau dirugikan uangnya, hartanya, nama baiknya, kesehatannya, waktunya, perasaannya maupun kebebasannya.. Mengertilah hal ini agar apapun yang dikeluarkan sebagai kebijakan tidak merugikan pihak lain. Karena itu jangan menyuap Tuhan dengan korban persembahan hasil dari kejahatan.
Jangan melempar dosa sembunyi tangan dengan memperalat orang lain, memperalat negara / aparat penegak hukum untuk melakukan kejahatan / balas dendam. Demo yang melibatkan banyak orang jangan dilakukan karena akan ada pihak lain yang dirugikan seperti bayi mati terbunuh akibat kegiatan demo itu sendiri. Yang tidak membayar pajak ke negara jangan ikut demo. Jika tidak ikut menyumbang untuk membangun negara ( ngemplang pajak seperti saya ), jangan menyusahkan aparat negara.
Ingatlah, pemerintah adalah pihak yang ditunjuk Tuhan untuk membagikan berkat rejeki atas kekayaan tanah air, melakukan pembangunan, mengadakan pengadilan, menjaga kesehatan rakyatnya, memberi ketentraman dan keamanan bagi warga negaranya. Hormatilah pemerintah, taatilah undang-undang negara, jangan melawan aparat negara, jangan menebarkan isu yang meresahkan, dll. Jangan memberi hormat dan loyalitas yang berlebihan kepada para pemimpin agama. Para pemimpin agama tidak memberi jalan ke sorga, selain setiap orang harus menebus sendiri jalan menuju ke sorga dengan sikap hidup dan perbuatannya yang disertai kasih pengampunan dari Tuhan. Lihatlah, sekalipun kita tidak membayar pajak ke negara tetapi negara memperhatikan warganya. Lalu lihatlah, apa yang diberikan para pemimpin agama jika kita kelaparan, mengalami bencana kemanusiaan, atau kita menjadi gelandangan sedang mereka mengambil persembahan dari hasil keringat kita.
Apakah keadilan itu ide penipuan sedang Tuhan maha adil. Bagaimana para pemimpin agama menjelaskan keselamatan seseorang menuju sorga bagi para pesakitan yang menderita lahir batin sepanjang hidupnya, keselamatan kepada kaum banci, mereka yang sejak lahir tidak mampu berpikir, tidak mampu mendengar dan tidak bisa bicara sedang mereka juga memiliki hak atas kerajaan sorga.
dari saya,
Jangan merampok hak azasi dan hak kemerdekaan Tuhan untuk disembah dihormati di rumah ibadah. Ingatlah Tuhan maha kuasa pencipta langit dan bumi. Tuhan pemilik alam semesta ini. Para pemimpin agama jangan menjadi provokator permusuhan serta menebarkan kebencian atas sesama makhluk ciptaan Tuhan sebab tindakan demikian berarti mengkhianati Tuhan.
Kasih, toleransi, tenggang rasa itu jauh melampaui keadilan yang timbul berdasarkan hak karena adanya tuntut menuntut atas timbulnya hak, baik hak yang diperoleh karena kekuasaan, karena undang-undang, karena warisan atau yang timbul dengan cara lain. Kasih, toleransi dan tenggang rasa itu mengangkat kemanusiaan manusia lemah, miskin dan tak berdaya. Sempurnakanlah kasih dengan pengampunan.
Jangan mengalihkan, mengaburkan, menyembunyikan, memindah-mindahkan dosa, kesalahan ke tempat tempat dimana orang lain / negara / jaksa tidak dapat menuntut pelaku kejahatan karena ia berkuasa, lebih pandai dan lebih berpengalaman. Mungkin tidak mencuri tetapi berbohong yang nilainya sama dengan merampok, tidak melacur tetapi memperistri banyak wanita. Tuhan maha tahu.
Hormatilah Tuhan dengan jujur: jujur pikiran, jujur yang bicara dan yang mendengar, jujur yang memberi dan yang diberi, jujur yang melihat dan dilihat, jujur hati nuraninya, jujur kelamin seksualnya, jujur tangan kakinya, jujur pakaian dan ibadahnya. Jangan mencemari Bulan Suci Romadhon dengan berpesta pora secara terbuka seperti orang takut mati kelaparan, sedang pemerintah selalu menyediakan kecukupan pangan untuk rakyatnya.
Jangan menerima uang haram karena bersedia untuk mengatakan atau tidak mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan keadilan ataupun hak orang lain, tidak membicarakan / mengkhotbahkan suatu kejahatan, atau mengeluarkan aturan undang-undang yang merugikan pihak lain/ merugikan negara. Manusia itu pada dasarnya tidak mau dirugikan uangnya, hartanya, nama baiknya, kesehatannya, waktunya, perasaannya maupun kebebasannya.. Mengertilah hal ini agar apapun yang dikeluarkan sebagai kebijakan tidak merugikan pihak lain. Karena itu jangan menyuap Tuhan dengan korban persembahan hasil dari kejahatan.
Jangan melempar dosa sembunyi tangan dengan memperalat orang lain, memperalat negara / aparat penegak hukum untuk melakukan kejahatan / balas dendam. Demo yang melibatkan banyak orang jangan dilakukan karena akan ada pihak lain yang dirugikan seperti bayi mati terbunuh akibat kegiatan demo itu sendiri. Yang tidak membayar pajak ke negara jangan ikut demo. Jika tidak ikut menyumbang untuk membangun negara ( ngemplang pajak seperti saya ), jangan menyusahkan aparat negara.
Ingatlah, pemerintah adalah pihak yang ditunjuk Tuhan untuk membagikan berkat rejeki atas kekayaan tanah air, melakukan pembangunan, mengadakan pengadilan, menjaga kesehatan rakyatnya, memberi ketentraman dan keamanan bagi warga negaranya. Hormatilah pemerintah, taatilah undang-undang negara, jangan melawan aparat negara, jangan menebarkan isu yang meresahkan, dll. Jangan memberi hormat dan loyalitas yang berlebihan kepada para pemimpin agama. Para pemimpin agama tidak memberi jalan ke sorga, selain setiap orang harus menebus sendiri jalan menuju ke sorga dengan sikap hidup dan perbuatannya yang disertai kasih pengampunan dari Tuhan. Lihatlah, sekalipun kita tidak membayar pajak ke negara tetapi negara memperhatikan warganya. Lalu lihatlah, apa yang diberikan para pemimpin agama jika kita kelaparan, mengalami bencana kemanusiaan, atau kita menjadi gelandangan sedang mereka mengambil persembahan dari hasil keringat kita.
Apakah keadilan itu ide penipuan sedang Tuhan maha adil. Bagaimana para pemimpin agama menjelaskan keselamatan seseorang menuju sorga bagi para pesakitan yang menderita lahir batin sepanjang hidupnya, keselamatan kepada kaum banci, mereka yang sejak lahir tidak mampu berpikir, tidak mampu mendengar dan tidak bisa bicara sedang mereka juga memiliki hak atas kerajaan sorga.
dari saya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar